MOTIVASI DAN AKTIFITAS DALAM BELAJAR I
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar ........................................................................................................................
Daftar
Isi .................................................................................................................................
Bab
I Pendahuluan ................................................................................................
A. Latar Belakang .......................................................................................
B. Rumusan Masalah ..................................................................................
C. Tujuan…………………………………………………………………..
Bab
II Pembahasan .................................................................................................
A.
Pengertian
Motivasi ........………………………………..........................
B.
Kebutuhan
dan Teori-Teori Tentang Motivasi …………………….........
Bab
III Penutup .......................................................................................................
A. Kesimpulan
.............................................................................................
Daftar
Pustaka..........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Belajar merupakan kegiatan yang
sangat penting yang harus dilakukan setiap orang secara maksimal untuk mendapat
menguasai atau mencapai tujuan. Agar seseorang mau melakukan belajar yaitu
dengan adanya dorongan atau motivasi dari diri sendiri dan dari orang lain. Sebab
seseorang akan terdorong untuk belajar bila merasa ada suatu kebutuhan atau
tujuan.
Motivasi juga dikatakan serangkaian
usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan
ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka maka akan berusaha untuk
meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka. Dalam kegiatan belajar
motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa
yang menimbulkan kegiatan belajar dengan kata lain motivasi adalah perangsang
siswa untuk melakukan belajar agar dapat memenuhi kebutuhannya.
Adanya motivasi untuk mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu yang berprestasi agar menjadi seseorang yang
unggul.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
yang dimaksud dengan motivasi?
2.
Apa yang
dimaksud dengan kebutuhan?
3.
Sebutkan
teori-teori motivasi belajar?
C.
Tujuan
1.
Untuk
menambah referensi mahasiswa dalam pembelajaran Psikologi Belajar tentang
motivasi.
2.
Untuk
menambah wawasan mahasiswa dalam pembelajaran Psikologi Belajar tentang
motivasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Motivasi
Kata “Motif” , diartikan sebagai
daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat
dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat
diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata
“motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah
menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila
kebutuhan untuk mancapai suatu tujuan sangat mendesak.[1]
Motivasi menurut beberapa para ahli
adalah:
1.
Menurut
Robbin, (Wahjono, 2010) motivasi adalah kemauan untuk mengerjakan sesuatu.
Kemauan tersebut nampak pada usaha seseorang untuk mengerjakan sesuatu, namun
motivasi bukan perilaku. Motivasi merupakan proses internal yang kompleks yang
tak bisa diamati secara langsung melainkan bisa dipahami melalui kerasnya
seseorang dalam mengerjakan sesuatu.[2]
2.
Menurut
Greenberg dan Baron (1993), menyatakan motivasi adalah suatu proses yang
mendorong, mengarahkan dan memelihara perilaku manusia kearah pencapaian tujuan
dan segala yang ada di dalam diri manusia untuk membentuk motivasi.[3]
3.
Menurut
Morgan (Wahjono, 2010, Wahjosumidjo, 1987), motivasi merupakan tenaga pendorong
atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu.[4]
4.
Menurut
Maslow, (Wahjosumidjo, 1987), mengemukakan bahwa motivasi adalah tenaga
pendorong dari dalam yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu atau berusaha untuk
memenuhi kebutuhannya.[5]
5.
Menurut
Mac. Donald, Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang
ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap
adanya tujuan.[6]
Mengacu kepada
pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu tenaga
pendorong untuk berusaha mencapai tujuan yang akan di capainya. Oleh sebab itu
motivasi sangat penting untuk diri seseorang agar menjadi lebih baik dari
sebelumnya.
Motivasi dapat
juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu,
sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka,
maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu.
Persoalan motivasi ini, dapat juga dikaitkan dengan persoalan minat. Minat
diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat
ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan
keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu apa
yang dilihat seseorang sudah tentuakan membangkitkan minatnya sejauh apa yang
akan dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri.[7]
Motivasi
merupakan bagian penting dalam setiap kegiatan, termasuk aktivitas belajar,
tanpa motivasi tidak ada kegiatan yang nyata. Pada dasarnya perbuatan manusia
dapat dibagi menjadi 3 macam yaitu:
1.
Perbuatan
yang direncanakan, artinya digerakkan oleh suatu tujuan yang akan dicapai.
2.
Perbuatan
yang tidak direncanakan, yang bersifat spontanitas artinya tidak bermotif.
3.
Perbuatan
yang berada diantara dua keadaan, yaitu direncanakan dan tidak direncanakan,
yang disebut dengan semi direncanakan. (Marliany, 2010).[8]
Motivasi atau dorongan memiliki peran yang sangat kuat dalam
menentukan terwujudnya suatu perbuatan yang direncanakan dorongan itu dapat
berupa imbalan atau adanya ancaman, dorongan juga dapat terjadi sebagai bagian
dari kesadaran jiwa yang diimbangi oleh harapan terhadap sesuatu yang akan
dicapai.
Macam-macam
motivasi hanya akan dibahas dari dua sudut panjang, yakni Motivasi yang bersasal
dari dalam diri pribadi seseorang yang disebut “motivasi instrinsik” dan
motivasi yang berasal dari luar diri seseorang yang disebut “motivasi
Ekstrinsik” .
1.
Motivasi
instrinsik
Yang dimaksud
dengan motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinnya tidak perlu di rangsang dari luar, karena dalam setiap diri
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
Bila seseorang
telah memiliki motivasi instrinsikdalam dirinya, maka ia secara sadar akan
melakukansuatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya. Dalam
aktifitas belajar, motivasi instrinsik sangat di perlukan, terutama belajar
sendiri. Sebaliknya seseorang yang tidak memiliki motivasi instrinsik sulit
sekali melakukan aktifitas belajar terus menerus. Seseorang yang memiliki
motivasi instrinsik selalu ingin maju dalam belajar. Keinginan itu dilatar
belakangi oleh pemikiran yang positif, bahwa semua mata pelajaran yang
dipelajari sekarang akan dibutuhkan saat ini dan sangat berguna juga dimasa
depan.
Dorongan untuk belajar bersumber pada kebutuhan, yang berisikan
keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan. Jadi, motivasi
instrinsik muncul berdasarkan kesadaran dengan tujuan esensial, bukan sekedar
atribut dan seremonial.
2.
Motivasi
ekstrinsik
Motivasi
ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang
dari luar.
Motivasi
ekstrinsik bukan berarti motivasi yang tidak diperlukan dan tidak baik dalam
pendidikan. Motivasi ekstrinsik diperlukan agar anak didik mau belajar.
Berbagai macam cara bisa dilakukan agar anak didik termotivasi untuk belajar.
Guru yang berhasil mengajar adalah guru yang pandai membangkitkan minat anak
dalam belajar, dengan memanfaatkan motivasi ekstrinsik dalam berbagai
bentuknya. Kesalahan penggunaan bentuk-bentuk motivasi ekstrinsik akan
merugikan anak didik. Akibatnya motivasi ekstrinsik bukan berfungsi sebagai
pendorong, tetapi menjdikan anak didik melas belajar. Karena itu, guru harus
bisa dan pandai mempergunakan motivasi ekstrinsik ini dengan akurat dan benar
dalam rangka menunjang proses interaksi edukatif di kelas.[9]
B.
Kebutuhan
dan teori-teori tentang motivasi
Kebutuhan adalah salah satu aspek
psikologis yang menggerakkan makhluk hidup dalam aktivitas-aktivitasnya dan
menjadi dasar (alasan) bagi setiap individu untuk berusaha. Pada dasarnya,
manusia bekerja mempunyai tujuan tertentu yaitu untuk memenuhi kebutuhan.[10]
Adapun beberapa teori-teri kebutuhan
yang disampaikan oleh beberapa ahli:
1.
Teori
X dan Y oleh Mc Gregor
Teori X dan Y
ini mempunyai hubungan erat dengan kecerdasan emosi. Teori X dan Y yang
dikembangkan oleh Mc Gregor (Wahjosumidjo, 1987) lebih khusus menyangkut sifat
dan motivasi manusia. Mc Gregor beranggapan bahwa teori X menganggap sebagian
manusia lebih suka diperintah dan tidak tertarik dengan rasa tanggungjawab,
serta masih bersifat anak-anak. Orang-orang yang tergolong teori X pada
hakekatnya tidak suka bekerja, berkemampuan kecil untuk mengatasi
masalah-masalah organisasi, dan hanya membutuhkan motivasi fisiologis saja.
Oleh karena itu, perlu diawasi secara ketat. Sedangkan menurut teori Y bahwa
manusia suka bekerja keras, dapat mengontrol dirinya sendiri, dan mempunyai
kemampuan untuk beraktivitas. Oleh karena itu, orang semacam itu tidak perrlu
diawasi secara ketat.
2.
Teori
motivasi David C. Mc Clelland
Teori motivasi
Mc Clelland (Wahjono, 2010, Wahjosumidjo, 1987) lebih memusatkan pada 3
kebutuhan manusia, yakni kebutuhan berprestasi (need for achievement or nAch),
kebutuhan akan kekuasaan (need for power or nPow), kebutuhan akan kerjasama
(need for afiliation or nAff).
Masing-masing
motivasi itu, menurut wahjosumidjo (1987), dapat dibedakan sebagai berikut:
1.
Kebutuhan
berprestasi
Orang
yang mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi, secara umum mereka memiliki
ciri-ciri:
a.
Mereka
menjadi bersemangat sekali apabila unggul.
b.
Menentukan
tujuan secara realistik dan mengambil resiko yang diperhitungkan.
c.
Mereka
mau bertanggungjawab sendiri mengenai hasilnya.
d.
Mereka
bertindak sebagai wirausaha, memiliki tugas yang menantang, dan menunjukkan
perilaku yang lebih berinisiatif dari pada kebanyakan orang.
e.
Mereka
menghendaki umpan balik konkrik yang cepat terhadap prestasi mereka.
f.
Mereka
bekerja tidak terutama untuk mandapatkan uang atau kekuasaan.
g.
Motivasi
yang perlu bagi mereka:
a)
Memberikan
pekerjaan yang membuat mereka puas,
b)
Memberikan
mereka otonomi, umpan balik terhadap sukses dan kegagalan.
c)
Berikan
mereka peluang untuk tumbuh
d)
Berikan
mereka tantangan
2.
Kebutuhan
akan kekuasaan
Orang
yang mempunyai motivasi kekuasaan yang tinggi, secara umum mereka memiliki
ciri-ciri:
a.
Merumuskan
tujuan untuk kepentingan kelompok
b.
Mengilhami
kelompok untuk menyelesaikan soal-soal kecil demi kebaikan.
c.
Mencari
cara yang paling baik untuk mencapai sasaran dan evaluasi.
d.
Bekerja
sebagai katalisator
e.
Tegas
dan lancar berbicara, serta senang mengajar dan berbicara di depan publik.
3.
Kebutuhan
akan kerjasama
Orang
yang mempunyai motivasi afiliasi yang tinggi, secara umum mereka memiliki
ciri-ciri:
a.
Bersifat
sosial, suka berintaraksi, dan berasama dengan individu-individu
b.
Bersikap
merasa ikut memiliki atau bergabung dalam kelompok
c.
Mereka
menginginkan persahabatan dan kepercayaan yang lebih jelas dan tegas.
d.
Mereka
ingin mendapatkan saling pengertian bersama mengenai apa yang telah terjadi dan
apa yang harus mereka percaya.
e.
Secara
pribadi, mereka selalu bersedia untuk
berkonsultasi dan suka menolong orang yang dalam kesukaran dan lebih menyanangi
saling adanya hubungan persahabatan.
Berprestasi
merupakan dorongan untuk mencapai sukses, yang diukur berdasaekan standar
kesempurnaan dalam diri seseorang. Dorongan ini berhubungan erat dengan
pekerjaan yang mengarahkan seseorang untuk mencapai prestasi sebagai suatu
usaha untuk mencapai sukses, yang berhasil dalam berkompetisi dengan suatu
ukuran keunggulan, ini dapat mengacu pada prestasi orang lain atau prestasinya
sendiri yang diraih sebelumnya.
3.
Menurut Morgan dan ditulis kembali oleh S.
Nasution, manusia hidup dengan memiliki berbagai kebutuhan.
a.
Kebutuhan
untuk berbuat sesuatu untuk sesuatu aktivitas.
Hal ini sangat penting bagi anak, karena perbuatan sendiri itu
mengandung suatu kegembiraan baginya. Sesuai dengan konsep ini, bagi orang tua
yang memaksa anak untuk diam dirumah saaja adalah bertentangan dengan hakikat
anak. Activities in it self is a pleasure. Hal ini dapat dihubungkan dengan
suatu keiatan belajar bahwa pekerjaan atau belajar itu akan berhasil kalau
disertai dengan rasa gembira.
b.
Kebutuhan
untuk menyenangkan orang lain
Banyak orang yang dalam kehidupannya memiliki motivasi untuk banyak
berbuat sesuatu demi kesenangan orang lain. Harga diri seseorang dapat dinilai
dari berhasil tidaknya usaha memberikan kesenangan pada orang lain. Hal ini
tentu merupakan kepuasandan kebahagiaan tersindiri bagi orang melakukan
kegiatan tersebut. konsep ini dapat diterapkan pada berbagai kegiatan, misalnya
anak-anak itu rela bekerja apabila diberikan motivasi untuk melakukan suatu
kegiatan belajar untuk orang yang disukainya seperti orang tua dll.
c.
Kebutuhan
untuk mencapai hasil
Suatu pekerjaan
atau kegiatan belajar itu akan berhasil baik, kalau disertai dengan “pujian”.
Aspek “pujian” ini merupakan dorongan bagi seseorang untuk bekerja dan belajar
dengan giat. Apabila hasil pekerjaan atau usaha belajar itu tudak dihiraukan
orang lain, guru, dan orang tua bisa
jadi kegiatan anak menjadi berkurang. Dalam kegiatan belajar mengajar
istilahnya perlu dikembangkan unsur reinforcement. Pujian atau reinforcement
ini harus selalu dikaitkan dengan prestasi yang baik. Anak-anak hraus diberikan
kesempatan seluas-luasnya untuk melakukan sesuatu dengan hasil yang optimal,
sehingga ada “sense of succes”. Dalam kegiatan belajar mengajar, pekerjaan atau
kegiatan itu harus dimulai dari yang mudah atau sederhana dan bertahap menuju
sesuatu yang semakin sulit dan kompleks.
4.
Teori
motivasi Maslow
Maslow melukiskan manusia sebagai makhluk yang tidak pernah berada
dalam keadaan sepenuhnya puas. Bagi manusia, kepuasan itu sifatnya sementara.
Jika suatu kebutuhan telah terpuaskan, maka kebutuhan-kebutuhan yang lainnya
akan muncul menuntut pemuasan, begitu seterusnya.[11]
Maslow mengajukan gagasan, dijelaskan bahwa dalam motivasi itu ada
suatu hierarki, maksudnya motivasi itu ada tingkatan-tingkatannya, yakni dari
bawah ke atas. Dalam hal ini ada beberapa teori tentang motivasi yang selalu
berhubungan dengan soal kebutuhan, yaitu:
a.
Kebutuhan
fisiologis, seperti lapar, haus, kebutuhan untuk istirahat, dan sebagainya;
b.
Kebutuhan
akan keamanan (scurity), yakni rasa aman, bebas dari rasa takut dan kecemasn;
c.
Kebutuhan
akan cinta dan kasih, yaitu kasih, rasa diterima dalam suatu masyarakat atau
golongan (keluarga, sekolah, kelompok);
d.
Kebutuhan
untuk mewujudkan diri sendiri yakni pengembangan bakat dengan usaha mencapai
hasil dalam bidang pengetahuan, sosial, pembentukan pribadi.
e.
Kebutuhan
akan aktualisasi diri
Perlu
ditegaskan bahwa setiap tingkat di atas hanya dapat dibangkitkan apabila telah
dipenuhi tingkat motivasi dibawahnya. Menurut maslow, kebutuhan yang ada
ditingkat dasar pemuasannya lebih mendesak dari pada kebutuhan yang ada di
atasnya. Susunan kebutuhan-kebutuhan dasar yang bertingkat itu merupakan
organisasi yang mendasari motivasi manusia.
Disamping itu ada teori-teori lain yang perlu diketahui:
1.
Teori
insting
Menurut teori ini tindakan setiap diri manusia diasumsikan seperti
tingkah jenis binatang. Tindakan manusia itu dikatakan selalu berkait dengan
insting atau pembawaan. Dalam mamberikan respons terhadap adanya kebutuhan
seolah-olah tanpa dipelajari. Tokoh dari teori ini adalah Mc. Dougall.
2.
Teori
fisiologis
Teori ini juga disebutnya “Behaviour theories”. Menurut teori ini
semua tindakan manusia itu berakar pada usaha memenuhi kepuasan dan kebutuhan
organik atau kebutuhan untuk kepentingan fisik. Dapat juga disebut kebutuhan
primer, seperti kebutuhan makanan, minuman, udara dan lain-lain yang diperlukan
untuk kepentingan tubuh seseorang. Dari teori inilah muncul perjuangan hidup,
perjuangan untuk mempertahankan hidup, struggle for survival.
3.
Teori
psikoanalitik
Teori ini mirip dengan teori insting, tetapi lebih ditekankan pada
unsur-unsur kejiwaan yang ada pada diri manusia. Bahwa setiap tindakan manusia
karena adanya unsur pribadi manusia yakni id dan ego. Tokoh dari teori ini
adalah Freud.
Motivasi yang ada pada diri setiap orang
itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.
Tekun
menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak
pernah berhenti sebelum selesai).
b.
Ulet
menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari
luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang
telah dicapainya).
c.
Menunjukkan
minat terhadap bermacam-macam masalah “untuk orang dewasa (misalnya masalah
pembangunan agama, politik, ekonomi, keadilan, dan sebagainya).
d.
Lebih
senang bekerja mandiri.
e.
Cepat
bosan pada tugas-tugas yang rutin.
f.
Dapat
mempertahankan pendapatnya.
g.
Tidak
mudah melepaskan hal yang diyakini itu.
h.
Senang
mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Jikalau
seseorang mempunyai ciri-ciri seperti di atas maka motivasi dirinya sangat kuat
tidak dapat berubah-ubah.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Motivasi adalah
suatu tenaga pendorong untuk berusaha mencapai tujuan yang akan di capainya.
Oleh sebab itu motivasi sangat penting untuk diri seseorang agar menjadi lebih
baik dari sebelumnya.
Kebutuhan
adalah salah satu aspek psikologis yang menggerakkan makhluk hidup dalam
aktivitas-aktivitasnya dan menjadi dasar (alasan) bagi setiap individu untuk
berusaha.
1.
Teori
X dan Y oleh Mc Gregor
2.
Teori
motivasi David C. Mc Clelland
3.
Teori
motivasi Morgan dan ditulis kembali oleh S. Nasution
4.
Teori
motivasi Maslow
Disamping itu ada teori-teori lain yang perlu diketahui:
1.
Teori
insting
2.
Teori
fisiologis
3.
Teori
psikoanalitik
Daftar Pustaka
Sardiman A.M, 2011, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar,
(Jakarta: Rajawali Pers).
Khairi, Makmun, 2014, Psikologi Belajar, (Yogyakarta: Aswaja
Pressindo).
Id. M. Wikipedia. Org/wiki/kebutuhan. Diakses pada tanggal 21 Maret
2015 jam 11.40
Djamarah, Syaiful Bahri, 2011, Psikologi Belajar, (Jakarta:
Rineka Cipta). Hlm. 149-151
[1] Sardiman A.M, Interaksi
dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers), 2011. Hlm.73
[2] Makmun Khairi,
Psikologi Belajar, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo), 2014. Hlm 176
[3] Ibid,,,
[4]Ibid,,
[5] Ibid,,,
[6] Sardiman A.M, Interaksi
dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers), 2011. Hlm.73
[7]
Ibid,,, hlm. 76
[8]
Makmun Khairi, Psikologi
Belajar, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo), 2014. Hlm 175.
[9]
Syaiful Bahri
Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta), 2011. Hlm. 149-151
[10] Id. M.
Wikipedia. Org/wiki/kebutuhan. Diakses pada tanggal 21 Maret 2015 jam 11.40
[11]
Makmun Khairi, Psikologi
Belajar, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo), 2014. Hlm 178.