Jumat, 30 Oktober 2015

MOTIVASI DAN AKTIFITAS DALAM BELAJAR  I
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................................          
Daftar Isi .................................................................................................................................     
Bab I       Pendahuluan ................................................................................................     
                A. Latar Belakang .......................................................................................     
                B. Rumusan Masalah ..................................................................................     
                C. Tujuan…………………………………………………………………..
Bab II      Pembahasan .................................................................................................     
A.    Pengertian Motivasi ........………………………………..........................    
B.     Kebutuhan dan Teori-Teori Tentang Motivasi …………………….........  
Bab III    Penutup .......................................................................................................     
A.  Kesimpulan .............................................................................................          
Daftar Pustaka..........................................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Belajar merupakan kegiatan yang sangat penting yang harus dilakukan setiap orang secara maksimal untuk mendapat menguasai atau mencapai tujuan. Agar seseorang mau melakukan belajar yaitu dengan adanya dorongan atau motivasi dari diri sendiri dan dari orang lain. Sebab seseorang akan terdorong untuk belajar bila merasa ada suatu kebutuhan atau tujuan.
Motivasi juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka. Dalam kegiatan belajar motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dengan kata lain motivasi adalah perangsang siswa untuk melakukan belajar agar dapat memenuhi kebutuhannya.
Adanya motivasi untuk mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang berprestasi agar menjadi seseorang yang unggul.   
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan motivasi?
2.      Apa yang dimaksud dengan kebutuhan?
3.      Sebutkan teori-teori motivasi belajar?
C.     Tujuan
1.      Untuk menambah referensi mahasiswa dalam pembelajaran Psikologi Belajar tentang motivasi.
2.      Untuk menambah wawasan mahasiswa dalam pembelajaran Psikologi Belajar tentang motivasi.   
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Motivasi
Kata “Motif” , diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mancapai suatu tujuan sangat mendesak.[1]
Motivasi menurut beberapa para ahli adalah:
1.      Menurut Robbin, (Wahjono, 2010) motivasi adalah kemauan untuk mengerjakan sesuatu. Kemauan tersebut nampak pada usaha seseorang untuk mengerjakan sesuatu, namun motivasi bukan perilaku. Motivasi merupakan proses internal yang kompleks yang tak bisa diamati secara langsung melainkan bisa dipahami melalui kerasnya seseorang dalam mengerjakan sesuatu.[2]
2.      Menurut Greenberg dan Baron (1993), menyatakan motivasi adalah suatu proses yang mendorong, mengarahkan dan memelihara perilaku manusia kearah pencapaian tujuan dan segala yang ada di dalam diri manusia untuk membentuk motivasi.[3]
3.      Menurut Morgan (Wahjono, 2010, Wahjosumidjo, 1987), motivasi merupakan tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu.[4]
4.      Menurut Maslow, (Wahjosumidjo, 1987), mengemukakan bahwa motivasi adalah tenaga pendorong dari dalam yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu atau berusaha untuk memenuhi kebutuhannya.[5]
5.      Menurut Mac. Donald, Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.[6]
Mengacu kepada pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu tenaga pendorong untuk berusaha mencapai tujuan yang akan di capainya. Oleh sebab itu motivasi sangat penting untuk diri seseorang agar menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Persoalan motivasi ini, dapat juga dikaitkan dengan persoalan minat. Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu apa yang dilihat seseorang sudah tentuakan membangkitkan minatnya sejauh apa yang akan dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri.[7]
Motivasi merupakan bagian penting dalam setiap kegiatan, termasuk aktivitas belajar, tanpa motivasi tidak ada kegiatan yang nyata. Pada dasarnya perbuatan manusia dapat dibagi menjadi 3 macam yaitu:
1.      Perbuatan yang direncanakan, artinya digerakkan oleh suatu tujuan yang akan dicapai.
2.      Perbuatan yang tidak direncanakan, yang bersifat spontanitas artinya tidak bermotif.
3.      Perbuatan yang berada diantara dua keadaan, yaitu direncanakan dan tidak direncanakan, yang disebut dengan semi direncanakan. (Marliany, 2010).[8]
Motivasi atau dorongan memiliki peran yang sangat kuat dalam menentukan terwujudnya suatu perbuatan yang direncanakan dorongan itu dapat berupa imbalan atau adanya ancaman, dorongan juga dapat terjadi sebagai bagian dari kesadaran jiwa yang diimbangi oleh harapan terhadap sesuatu yang akan dicapai.
Macam-macam motivasi hanya akan dibahas dari dua sudut panjang, yakni Motivasi yang bersasal dari dalam diri pribadi seseorang yang disebut “motivasi instrinsik” dan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang yang disebut “motivasi Ekstrinsik” .
1.      Motivasi instrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinnya tidak perlu di rangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
Bila seseorang telah memiliki motivasi instrinsikdalam dirinya, maka ia secara sadar akan melakukansuatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya. Dalam aktifitas belajar, motivasi instrinsik sangat di perlukan, terutama belajar sendiri. Sebaliknya seseorang yang tidak memiliki motivasi instrinsik sulit sekali melakukan aktifitas belajar terus menerus. Seseorang yang memiliki motivasi instrinsik selalu ingin maju dalam belajar. Keinginan itu dilatar belakangi oleh pemikiran yang positif, bahwa semua mata pelajaran yang dipelajari sekarang akan dibutuhkan saat ini dan sangat berguna juga dimasa depan.
Dorongan untuk belajar bersumber pada kebutuhan, yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan. Jadi, motivasi instrinsik muncul berdasarkan kesadaran dengan tujuan esensial, bukan sekedar atribut dan seremonial.
2.      Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar.
Motivasi ekstrinsik bukan berarti motivasi yang tidak diperlukan dan tidak baik dalam pendidikan. Motivasi ekstrinsik diperlukan agar anak didik mau belajar. Berbagai macam cara bisa dilakukan agar anak didik termotivasi untuk belajar. Guru yang berhasil mengajar adalah guru yang pandai membangkitkan minat anak dalam belajar, dengan memanfaatkan motivasi ekstrinsik dalam berbagai bentuknya. Kesalahan penggunaan bentuk-bentuk motivasi ekstrinsik akan merugikan anak didik. Akibatnya motivasi ekstrinsik bukan berfungsi sebagai pendorong, tetapi menjdikan anak didik melas belajar. Karena itu, guru harus bisa dan pandai mempergunakan motivasi ekstrinsik ini dengan akurat dan benar dalam rangka menunjang proses interaksi edukatif di kelas.[9]
B.     Kebutuhan dan teori-teori  tentang motivasi  
Kebutuhan adalah salah satu aspek psikologis yang menggerakkan makhluk hidup dalam aktivitas-aktivitasnya dan menjadi dasar (alasan) bagi setiap individu untuk berusaha. Pada dasarnya, manusia bekerja mempunyai tujuan tertentu yaitu untuk memenuhi kebutuhan.[10]
Adapun beberapa teori-teri kebutuhan yang disampaikan oleh beberapa ahli:
1.      Teori X dan Y oleh Mc Gregor
Teori X dan Y ini mempunyai hubungan erat dengan kecerdasan emosi. Teori X dan Y yang dikembangkan oleh Mc Gregor (Wahjosumidjo, 1987) lebih khusus menyangkut sifat dan motivasi manusia. Mc Gregor beranggapan bahwa teori X menganggap sebagian manusia lebih suka diperintah dan tidak tertarik dengan rasa tanggungjawab, serta masih bersifat anak-anak. Orang-orang yang tergolong teori X pada hakekatnya tidak suka bekerja, berkemampuan kecil untuk mengatasi masalah-masalah organisasi, dan hanya membutuhkan motivasi fisiologis saja. Oleh karena itu, perlu diawasi secara ketat. Sedangkan menurut teori Y bahwa manusia suka bekerja keras, dapat mengontrol dirinya sendiri, dan mempunyai kemampuan untuk beraktivitas. Oleh karena itu, orang semacam itu tidak perrlu diawasi secara ketat.
2.      Teori motivasi David C. Mc Clelland
Teori motivasi Mc Clelland (Wahjono, 2010, Wahjosumidjo, 1987) lebih memusatkan pada 3 kebutuhan manusia, yakni kebutuhan berprestasi (need for achievement or nAch), kebutuhan akan kekuasaan (need for power or nPow), kebutuhan akan kerjasama (need for afiliation or nAff).
Masing-masing motivasi itu, menurut wahjosumidjo (1987), dapat dibedakan sebagai berikut:
1.      Kebutuhan berprestasi
Orang yang mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi, secara umum mereka memiliki ciri-ciri:
a.       Mereka menjadi bersemangat sekali apabila unggul.
b.      Menentukan tujuan secara realistik dan mengambil resiko yang diperhitungkan.
c.       Mereka mau bertanggungjawab sendiri mengenai hasilnya.
d.      Mereka bertindak sebagai wirausaha, memiliki tugas yang menantang, dan menunjukkan perilaku yang lebih berinisiatif dari pada kebanyakan orang.
e.       Mereka menghendaki umpan balik konkrik yang cepat terhadap prestasi mereka.
f.       Mereka bekerja tidak terutama untuk mandapatkan uang atau kekuasaan.
g.      Motivasi yang perlu bagi mereka:
a)      Memberikan pekerjaan yang membuat mereka puas,
b)      Memberikan mereka otonomi, umpan balik terhadap sukses dan kegagalan.
c)      Berikan mereka peluang untuk tumbuh
d)     Berikan mereka tantangan
2.      Kebutuhan akan kekuasaan
Orang yang mempunyai motivasi kekuasaan yang tinggi, secara umum mereka memiliki ciri-ciri:
a.       Merumuskan tujuan untuk kepentingan kelompok
b.      Mengilhami kelompok untuk menyelesaikan soal-soal kecil demi kebaikan.
c.       Mencari cara yang paling baik untuk mencapai sasaran dan evaluasi.
d.      Bekerja sebagai katalisator
e.       Tegas dan lancar berbicara, serta senang mengajar dan berbicara di depan publik.
3.      Kebutuhan akan kerjasama
Orang yang mempunyai motivasi afiliasi yang tinggi, secara umum mereka memiliki ciri-ciri:
a.       Bersifat sosial, suka berintaraksi, dan berasama dengan individu-individu
b.      Bersikap merasa ikut memiliki atau bergabung dalam kelompok
c.       Mereka menginginkan persahabatan dan kepercayaan yang lebih jelas dan tegas.
d.      Mereka ingin mendapatkan saling pengertian bersama mengenai apa yang telah terjadi dan apa yang harus mereka percaya.
e.       Secara pribadi, mereka selalu bersedia  untuk berkonsultasi dan suka menolong orang yang dalam kesukaran dan lebih menyanangi saling adanya hubungan persahabatan.
Berprestasi merupakan dorongan untuk mencapai sukses, yang diukur berdasaekan standar kesempurnaan dalam diri seseorang. Dorongan ini berhubungan erat dengan pekerjaan yang mengarahkan seseorang untuk mencapai prestasi sebagai suatu usaha untuk mencapai sukses, yang berhasil dalam berkompetisi dengan suatu ukuran keunggulan, ini dapat mengacu pada prestasi orang lain atau prestasinya sendiri yang diraih sebelumnya.
3.       Menurut Morgan dan ditulis kembali oleh S. Nasution, manusia hidup dengan memiliki berbagai kebutuhan.
a.       Kebutuhan untuk berbuat sesuatu untuk sesuatu aktivitas.
Hal ini sangat penting bagi anak, karena perbuatan sendiri itu mengandung suatu kegembiraan baginya. Sesuai dengan konsep ini, bagi orang tua yang memaksa anak untuk diam dirumah saaja adalah bertentangan dengan hakikat anak. Activities in it self is a pleasure. Hal ini dapat dihubungkan dengan suatu keiatan belajar bahwa pekerjaan atau belajar itu akan berhasil kalau disertai dengan rasa gembira.
b.      Kebutuhan untuk menyenangkan orang lain
Banyak orang yang dalam kehidupannya memiliki motivasi untuk banyak berbuat sesuatu demi kesenangan orang lain. Harga diri seseorang dapat dinilai dari berhasil tidaknya usaha memberikan kesenangan pada orang lain. Hal ini tentu merupakan kepuasandan kebahagiaan tersindiri bagi orang melakukan kegiatan tersebut. konsep ini dapat diterapkan pada berbagai kegiatan, misalnya anak-anak itu rela bekerja apabila diberikan motivasi untuk melakukan suatu kegiatan belajar untuk orang yang disukainya seperti orang tua dll.
c.       Kebutuhan untuk mencapai hasil
Suatu pekerjaan atau kegiatan belajar itu akan berhasil baik, kalau disertai dengan “pujian”. Aspek “pujian” ini merupakan dorongan bagi seseorang untuk bekerja dan belajar dengan giat. Apabila hasil pekerjaan atau usaha belajar itu tudak dihiraukan orang lain, guru, dan orang tua  bisa jadi kegiatan anak menjadi berkurang. Dalam kegiatan belajar mengajar istilahnya perlu dikembangkan unsur reinforcement. Pujian atau reinforcement ini harus selalu dikaitkan dengan prestasi yang baik. Anak-anak hraus diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk melakukan sesuatu dengan hasil yang optimal, sehingga ada “sense of succes”. Dalam kegiatan belajar mengajar, pekerjaan atau kegiatan itu harus dimulai dari yang mudah atau sederhana dan bertahap menuju sesuatu yang semakin sulit dan kompleks.
4.      Teori motivasi Maslow
Maslow melukiskan manusia sebagai makhluk yang tidak pernah berada dalam keadaan sepenuhnya puas. Bagi manusia, kepuasan itu sifatnya sementara. Jika suatu kebutuhan telah terpuaskan, maka kebutuhan-kebutuhan yang lainnya akan muncul menuntut pemuasan, begitu seterusnya.[11]
Maslow mengajukan gagasan, dijelaskan bahwa dalam motivasi itu ada suatu hierarki, maksudnya motivasi itu ada tingkatan-tingkatannya, yakni dari bawah ke atas. Dalam hal ini ada beberapa teori tentang motivasi yang selalu berhubungan dengan soal kebutuhan, yaitu:
a.       Kebutuhan fisiologis, seperti lapar, haus, kebutuhan untuk istirahat, dan sebagainya;
b.      Kebutuhan akan keamanan (scurity), yakni rasa aman, bebas dari rasa takut dan kecemasn;
c.       Kebutuhan akan cinta dan kasih, yaitu kasih, rasa diterima dalam suatu masyarakat atau golongan (keluarga, sekolah, kelompok);
d.      Kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri yakni pengembangan bakat dengan usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan, sosial, pembentukan pribadi.
e.       Kebutuhan akan aktualisasi diri
Perlu ditegaskan bahwa setiap tingkat di atas hanya dapat dibangkitkan apabila telah dipenuhi tingkat motivasi dibawahnya. Menurut maslow, kebutuhan yang ada ditingkat dasar pemuasannya lebih mendesak dari pada kebutuhan yang ada di atasnya. Susunan kebutuhan-kebutuhan dasar yang bertingkat itu merupakan organisasi yang mendasari motivasi manusia.
Disamping itu ada teori-teori lain yang perlu diketahui:
1.      Teori insting
Menurut teori ini tindakan setiap diri manusia diasumsikan seperti tingkah jenis binatang. Tindakan manusia itu dikatakan selalu berkait dengan insting atau pembawaan. Dalam mamberikan respons terhadap adanya kebutuhan seolah-olah tanpa dipelajari. Tokoh dari teori ini adalah Mc. Dougall.
2.      Teori fisiologis
Teori ini juga disebutnya “Behaviour theories”. Menurut teori ini semua tindakan manusia itu berakar pada usaha memenuhi kepuasan dan kebutuhan organik atau kebutuhan untuk kepentingan fisik. Dapat juga disebut kebutuhan primer, seperti kebutuhan makanan, minuman, udara dan lain-lain yang diperlukan untuk kepentingan tubuh seseorang. Dari teori inilah muncul perjuangan hidup, perjuangan untuk mempertahankan hidup, struggle for survival.
3.      Teori psikoanalitik
Teori ini mirip dengan teori insting, tetapi lebih ditekankan pada unsur-unsur kejiwaan yang ada pada diri manusia. Bahwa setiap tindakan manusia karena adanya unsur pribadi manusia yakni id dan ego. Tokoh dari teori ini adalah Freud.
      Motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
b.      Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).
c.       Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah “untuk orang dewasa (misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonomi, keadilan, dan sebagainya).
d.      Lebih senang bekerja mandiri.
e.       Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin.
f.       Dapat mempertahankan pendapatnya.
g.      Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.
h.      Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Jikalau seseorang mempunyai ciri-ciri seperti di atas maka motivasi dirinya sangat kuat tidak dapat berubah-ubah.
BAB III
PENUTUP
          Kesimpulan
Motivasi adalah suatu tenaga pendorong untuk berusaha mencapai tujuan yang akan di capainya. Oleh sebab itu motivasi sangat penting untuk diri seseorang agar menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Kebutuhan adalah salah satu aspek psikologis yang menggerakkan makhluk hidup dalam aktivitas-aktivitasnya dan menjadi dasar (alasan) bagi setiap individu untuk berusaha.
1.      Teori X dan Y oleh Mc Gregor
2.      Teori motivasi David C. Mc Clelland
3.      Teori motivasi Morgan dan ditulis kembali oleh S. Nasution
4.      Teori motivasi Maslow
Disamping itu ada teori-teori lain yang perlu diketahui:
1.      Teori insting
2.      Teori fisiologis
3.      Teori psikoanalitik
Daftar Pustaka
Sardiman A.M, 2011, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers).
Khairi, Makmun, 2014, Psikologi Belajar, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo).
Id. M. Wikipedia. Org/wiki/kebutuhan. Diakses pada tanggal 21 Maret 2015 jam 11.40
Djamarah, Syaiful Bahri, 2011, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta). Hlm. 149-151



[1] Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers), 2011. Hlm.73
[2] Makmun Khairi, Psikologi Belajar, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo), 2014. Hlm 176          
[3] Ibid,,,
[4]Ibid,,
[5] Ibid,,,
[6] Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers), 2011. Hlm.73
[7] Ibid,,, hlm. 76
[8] Makmun Khairi, Psikologi Belajar, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo), 2014.  Hlm 175.
[9] Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta), 2011. Hlm. 149-151
[10] Id. M. Wikipedia. Org/wiki/kebutuhan. Diakses pada tanggal 21 Maret 2015 jam 11.40
[11] Makmun Khairi, Psikologi Belajar, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo), 2014.  Hlm 178.